Minggu, 29 April 2018

kaboga - distributor coklat tobelo
Waste of INVENTORY

 "Katanya Distributor terbesar, kok barangnya sedikit sekali, Mas? ", begitu ucap seorang mitra yang baru datang pertama kali ke tempat saya. "Ya, beginilah adanya Pak...", balas saya tanpa banyak alasan, karena saya belum kenal betul siapa beliau.
Lalu beliau "berceramah" panjang lebar bagaimana seharusnya. Saya mendengarkannya dengan setengah hati. Mengapa? Sebagai mantan karyawan yang berlatarbelakang Lean, menyabet Black Shirt sebagai Sensei, tentu apa yang beliau sampaikan sangat bertolak belakang dengan prinsip- Lean. Bagi saya, Inventory adalah salah satu 7 of Waste (7 pemborosan) yang harus dihilangkan, paling tidak diminimalkan.
Maka, selama ini saya hanya memesan dan menyimpan barang sesuai dengan forecast/order. Buat apa stock bertumpuk tanpa ada added value nya? Bukankah stock itu uang yang diam? Apalagi jarak pabrik ke tempat saya hanya sepelemparan batu sehingga tidak butuh waktu untuk mendatangkan stock? Pikiran saya jadi terseret kembali saat memberi materi training dulu.

Dan ketika hari ini rumah saya penuh dengan tumpukan barang, bahkan sampai teras rumah, kebetulan beliau datang lagi. Baru saja masuk pagar, beliau tertawa lebar dan berteriak, "Nah, gini dong mas, Mantap!. Ini baru namanya Kaboga, Distributor Coklat TOBELO terbesar!".

Saya hanya tersenyum, menelan ludah kering sambil mbatin, "mantap gundulmu, di mana saya mesti selonjoran malam ini?".

SalTo,
 Ahmad Faizin
Owner Kaboga-Distributor Coklat TOBELO

Minggu, 15 April 2018

TOTALITAS TANPA BATAS

Kaboga - Distributor Coklat Tobelo
Layanan 24/7 

"Mas... Kalau saya berkunjung lepas jam kerja, tutupnya jam berapa ya? ", atau," Kalau hari Sabtu/Minggu buka mas? ", adalah sebagian besar pertanyaan yang sering diajukan oleh calon mitra. 

Saya, yang pernah 20 tahun menjadi karyawan tentu sangat bisa memahami siapa yang mengajukan pertanyaan tersebut. Ya.. Mereka adalah cerminan saya puluhan tahun berjibaku dalam satu kaki menjejak tanah garapan, sedangkan kaki satunya berpijak pada lahan sendiri. 
Maka, sebagai bentuk apresiasi saya pada mereka yang tetap bergulat dalam dua dunia seperti itu, saya jawab, "tempat saya terbuka 24 jam 7 hari dalam seminggu untuk melayani Anda". Tentu, ini menjadi kontras jika saya menengok ke belakang puluhan tahun silam, karena saya termasuk type karyawan anti overtime. Ya, sedari awal saya bekerja di sebuah group perusahaan pembuat ban terbesar di Tangerang, sangat jarang saya mau disuruh overtime hanya untuk mendapatkan tambahan uang lembur. Saya type karyawan "TengGo" istilah jaman itu. 

Maka, totalitas saya dalam layanan 24/7 adalah sebuah lompatan besar bagi saya pribadi dalam menapak dunia yang kini saya geluti. Sehingga bisa jadi saya buka jam 5 hingga jam 10 malam, bahkan jam 1 dinihari jika masih ada yg terjebak padatnya lalu lintas. Grafik kunjungan di atas adalah rekamannya. 

"Berarti sekarang lebih sengsara Mas?". Ya, begitulah kira-kira. Bedanya adalah, gimana nggak 24/7? , lha wong saya jualan di rumah sendiri. Suka-suka saja.

SalTo, 
Ahmad Faizin 
Owner Kaboga-Distributor Coklat TOBELO