Senin, 27 Januari 2025

 

DALL%C2%B7E%202025-01-27%2015.07.17%20-%20A%20lively%20scene%20of%20a%20reseller%20shopping%20for%20seasonal%20products%20in%20a%20vibrant%20market.%20The%20reseller,%20a%20cheerful%20individual%20with%20a%20shopping%20list,%20is%20selectin

Optimisme Reseller Produk Seasonal Puasa dan Lebaran: Peluang di Balik Tradisi Lebaran Indonesia

Tradisi Lebaran di Indonesia bukan hanya tentang momen kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa, tetapi juga menjadi ajang perayaan budaya yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi. Perputaran uang yang mencapai triliunan rupiah selama bulan puasa dan Lebaran memberikan peluang besar bagi para reseller produk seasonal. Dalam blog ini, kita akan membahas mengapa bisnis reseller produk seasonal di masa ini begitu menjanjikan, serta bagaimana tradisi Lebaran menjadi motor penggerak ekonomi.

1. Tradisi Lebaran yang Menggerakkan Ekonomi

Lebaran di Indonesia identik dengan tradisi berbagi dan konsumsi. Dari membeli baju baru, memberikan THR, hingga mempersiapkan hidangan khas, semua ini membutuhkan pengeluaran yang signifikan. Menurut data dari Bank Indonesia, perputaran uang selama bulan puasa dan Lebaran bisa mencapai lebih dari Rp150 triliun, mencerminkan tingginya konsumsi masyarakat.

Tradisi seperti mudik, bersilaturahmi, dan berbagi parcel Lebaran juga menciptakan permintaan tinggi untuk berbagai produk. Barang-barang seperti:

  • Paket sembako dan parcel makanan

  • Baju Muslim dan perlengkapan ibadah

  • Kue kering dan camilan khas Lebaran

Semua ini menjadi incaran masyarakat, membuka peluang besar bagi para reseller.

2. Mengapa Reseller Seasonal Mendapatkan Momentum Positif?

Sebagai reseller, menjual produk seasonal seperti yang dibutuhkan saat puasa dan Lebaran memiliki keunggulan tersendiri:

  1. Permintaan Tinggi: Sebagian besar masyarakat Indonesia menyiapkan kebutuhan Lebaran dengan antusias. Bahkan, mereka rela mengalokasikan sebagian besar penghasilan atau THR untuk membeli berbagai kebutuhan Lebaran.

  2. Produk yang Bervariasi: Ada banyak pilihan produk yang dapat dijual, mulai dari kebutuhan pokok seperti sembako hingga barang-barang premium seperti hampers eksklusif.

  3. Durasi Jualan yang Terukur: Musim puasa dan Lebaran memiliki periode yang jelas, sehingga reseller dapat memanfaatkan momentum ini secara maksimal tanpa harus khawatir dengan stok yang mengendap dalam jangka panjang.

  4. Dukungan Teknologi: Dengan adanya platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi perpesanan, reseller dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan modal promosi yang efisien.

3. Strategi Sukses Reseller Produk Seasonal

Untuk meraih sukses sebagai reseller produk seasonal, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan:

  1. Pahami Tren Pasar Selalu perhatikan tren produk yang sedang diminati. Misalnya, parcel Lebaran dengan tema ramah lingkungan atau hampers yang menonjolkan produk lokal sering kali menjadi favorit.

  2. Gunakan Media Sosial untuk Promosi Buat konten menarik di media sosial untuk memperkenalkan produk Anda. Gunakan foto berkualitas tinggi dan deskripsi yang menarik untuk menarik perhatian calon pembeli.

  3. Berikan Penawaran Spesial Diskon bundling, promo beli satu gratis satu, atau hadiah tambahan untuk pembelian dalam jumlah besar bisa menjadi daya tarik yang efektif.

  4. Jaga Ketersediaan Stok dan Pengiriman Cepat Pastikan stok produk cukup selama periode penjualan. Selain itu, kerjasama dengan jasa pengiriman yang andal sangat penting untuk menjaga kepuasan pelanggan.

  5. Manfaatkan Testimoni Pelanggan Ulasan positif dari pelanggan sebelumnya dapat meningkatkan kepercayaan calon pembeli. Jangan ragu untuk meminta pelanggan Anda memberikan testimoni setelah mereka menerima produk.

4. Potensi Keuntungan yang Besar

Dengan perencanaan yang baik, reseller produk seasonal dapat meraih keuntungan signifikan dalam waktu singkat. Misalnya, reseller parcel Lebaran dengan harga Rp200.000 per unit dan target penjualan 500 parcel dapat meraih omzet sebesar Rp100 juta dalam satu musim penjualan. Ditambah lagi, margin keuntungan yang bisa mencapai 20-30% membuat bisnis ini semakin menarik.

5. Dukungan Tradisi yang Kuat

Di Indonesia, tradisi Lebaran tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Muslim, tetapi juga menjadi momen kebersamaan lintas agama dan budaya. Hal ini menciptakan pasar yang luas, di mana produk seperti hampers atau kue kering dapat dijual ke berbagai segmen masyarakat tanpa batasan yang ketat.

Lebih dari itu, budaya memberi dan berbagi selama Lebaran menjadi faktor penting yang terus mendorong tingginya konsumsi masyarakat. Dengan memahami aspek budaya ini, reseller dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih emosional dan personal, sehingga lebih mudah menarik perhatian calon pembeli.

6. Tantangan yang Harus Dihadapi

Meskipun peluang besar, bisnis reseller produk seasonal juga memiliki tantangan, seperti:

  • Persaingan Ketat: Banyaknya pelaku usaha dengan produk serupa menuntut kreativitas dalam pemasaran.

  • Fluktuasi Harga: Kenaikan harga bahan baku atau biaya logistik bisa memengaruhi harga jual.

  • Manajemen Waktu: Karena waktu penjualan yang terbatas, reseller harus memastikan semua proses berjalan tepat waktu.

Namun, tantangan ini dapat diatasi dengan perencanaan yang matang dan adaptasi yang cepat terhadap dinamika pasar.

7. Kesimpulan: Waktu untuk Optimis dan Bertindak

Lebaran bukan hanya momen perayaan, tetapi juga peluang besar bagi para reseller untuk meraih keuntungan. Dengan memahami tradisi dan perilaku konsumen, reseller dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan penjualan. Teknologi dan platform digital juga memberikan kemudahan dalam menjangkau pasar yang lebih luas.

Optimisme adalah kunci dalam menjalankan bisnis ini. Meskipun ada tantangan, potensi keuntungan yang besar dan dukungan tradisi budaya membuat bisnis reseller produk seasonal saat puasa dan Lebaran menjadi salah satu peluang terbaik di Indonesia. Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah merencanakan dan wujudkan kesuksesan Anda di musim Lebaran tahun ini bersama KABOGA!


 

SPD%20IKLAN

Mengapa Banyak yang Pesimis dengan Kondisi Ekonomi Indonesia di Tahun 2025?

Tahun 2025 telah tiba, namun berbagai sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi Indonesia masih terus menghantui perbincangan publik. Banyak pihak merasa pesimis dengan kemampuan negara ini untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, apalagi di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Dalam tulisan ini, kita akan membahas alasan-alasan utama di balik pesimisme tersebut, tantangan yang dihadapi, serta potensi langkah untuk mengubah narasi ini menjadi optimisme.

1. Dampak Pandemi yang Belum Sepenuhnya Pulih

Walaupun pandemi Covid-19 mulai mereda pada tahun 2023, dampaknya terhadap perekonomian masih dirasakan hingga kini. Banyak sektor usaha, terutama UMKM, belum sepenuhnya pulih. Kesulitan mendapatkan modal, kenaikan harga bahan baku, dan daya beli masyarakat yang menurun menjadi faktor utama yang menghambat pemulihan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran masih berada di atas angka pra-pandemi, meskipun telah terjadi sedikit penurunan. Sektor-sektor seperti pariwisata, perhotelan, dan restoran yang sangat bergantung pada mobilitas masyarakat juga masih berjuang untuk mencapai tingkat aktivitas seperti sebelum pandemi.

2. Tantangan Global yang Membebani Ekonomi Nasional

Tantangan ekonomi global juga turut memengaruhi pesimisme ini. Ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia, seperti konflik Rusia-Ukraina yang belum selesai, menciptakan ketidakpastian dalam perdagangan internasional. Harga energi yang fluktuatif dan ancaman resesi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa turut memberikan dampak tidak langsung terhadap Indonesia.

Selain itu, ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga global. Ketika harga komoditas turun, pendapatan negara dari sektor ini juga akan tertekan, sehingga memengaruhi anggaran untuk pembangunan dan program sosial.

3. Inflasi yang Meningkat

Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah meningkatnya inflasi. Pada tahun 2025, inflasi di Indonesia diperkirakan tetap berada di atas target Bank Indonesia, yakni 3±1%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan harga pangan, lonjakan biaya transportasi, dan penyesuaian tarif energi.

Kenaikan inflasi ini tidak hanya mengurangi daya beli masyarakat, tetapi juga memberikan tekanan tambahan bagi sektor usaha yang sudah berjuang dengan biaya operasional yang meningkat. Banyak keluarga merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, yang pada gilirannya memperburuk persepsi negatif terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan.

4. Ketidakpastian Kebijakan Pemerintah

Meskipun pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk mendukung pemulihan ekonomi, ketidakpastian kebijakan masih menjadi salah satu alasan utama pesimisme. Misalnya, perubahan regulasi yang sering kali tiba-tiba dan kurang disosialisasikan membuat pelaku usaha kesulitan untuk beradaptasi.

Selain itu, implementasi kebijakan yang dianggap tidak efektif, seperti distribusi bantuan sosial yang tidak merata atau proyek infrastruktur yang terhambat, menambah skeptisisme masyarakat terhadap kemampuan pemerintah untuk mengelola ekonomi secara efektif.

5. Ketimpangan Sosial yang Semakin Lebar

Ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia juga menjadi sorotan utama. Walaupun pertumbuhan ekonomi secara agregat mungkin terlihat positif, manfaatnya sering kali tidak dirasakan secara merata. Kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin semakin nyata, dengan banyaknya masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Ketimpangan ini diperparah oleh akses yang tidak merata terhadap pendidikan dan layanan kesehatan. Sebagai contoh, anak-anak dari keluarga kurang mampu sering kali tidak mendapatkan pendidikan berkualitas, yang pada akhirnya mengurangi peluang mereka untuk meningkatkan taraf hidup di masa depan.

6. Persepsi Negatif dari Media dan Opini Publik

Peran media dan opini publik dalam membentuk persepsi terhadap ekonomi tidak dapat diabaikan. Berita-berita negatif tentang korupsi, kegagalan proyek pemerintah, dan utang negara yang meningkat sering kali lebih menonjol dibandingkan berita positif tentang kemajuan ekonomi.

Di era media sosial, opini negatif juga mudah menyebar dan memengaruhi pandangan masyarakat. Banyak orang lebih mempercayai narasi pesimistik dibandingkan data dan fakta yang menunjukkan potensi positif.

7. Kurangnya Inovasi dan Daya Saing

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dianggap kurang berinovasi dalam menghadapi perubahan global. Di tengah revolusi industri 4.0, banyak negara telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi, pendidikan, dan infrastruktur digital. Namun, Indonesia masih tertinggal dalam hal ini.

Kurangnya daya saing global tercermin dalam peringkat Indonesia di berbagai indeks internasional. Sebagai contoh, laporan World Economic Forum menunjukkan bahwa daya saing Indonesia masih kalah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, bukan berarti tidak ada harapan untuk memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengubah pesimisme menjadi optimisme:

  1. Fokus pada Sektor UMKM: Pemerintah perlu memberikan dukungan lebih besar kepada UMKM, baik dalam bentuk bantuan modal, pelatihan, maupun akses pasar. Sektor ini memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.

  2. Investasi dalam Pendidikan dan Kesehatan: Untuk mengurangi ketimpangan, perlu ada investasi jangka panjang dalam pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas. Hal ini akan membantu meningkatkan produktivitas tenaga kerja di masa depan.

  3. Diversifikasi Ekonomi: Mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas dan mendorong sektor-sektor lain seperti manufaktur, teknologi, dan pariwisata akan membuat ekonomi lebih tahan terhadap guncangan global.

  4. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas: Pemerintah perlu meningkatkan transparansi dalam pengelolaan anggaran dan proyek-proyek besar. Hal ini akan membantu mengurangi korupsi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

  5. Mendorong Inovasi dan Teknologi: Investasi dalam riset dan pengembangan, serta kerjasama dengan sektor swasta, dapat membantu meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

Kesimpulan

Pesimisme terhadap kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2025 memang berakar pada berbagai tantangan yang nyata, baik dari dalam negeri maupun global. Namun, dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat dari semua pihak, pesimisme ini bisa diubah menjadi optimisme. Kuncinya adalah kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi masa depan.

Jumat, 26 Juli 2024

Tumbuh dan Berkembang

kaboga
Juli, 2024.
Tidak terasa sudah memasuki semester 2. Seperinya baru beberapa saat lalu kita memasuki tahun baru 2024 yang kita sambut dengan sangat optimis.

Tentunya, harapan semua pelaku bisnis adalah, setiap pergantian tahun adalah harapan baru karena seiring usia yang semakin bertambah, maka harapannya adalah semua bisa berkembang dan bertumbuh. Tapi, mengapa kadang kita merasa justru semakin melangkah lebih jauh, justru bukan berkembang tapi malah mundur?

Ada beberapa alasan mengapa usaha bisa mengalami penurunan atau stagnasi setelah beberapa waktu. Berikut beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi:

  1. Kurangnya Inovasi: Jika usaha tidak beradaptasi dengan perubahan pasar atau tidak menghadirkan inovasi, maka bisa jadi usaha tersebut tertinggal oleh kompetitor.

  2. Analisis Pasar yang Tidak Akurat: Pemahaman yang kurang mendalam tentang kebutuhan dan keinginan pelanggan dapat menyebabkan strategi pemasaran yang tidak efektif.

  3. Manajemen yang Tidak Efektif: Kesalahan dalam manajemen operasional, keuangan, atau sumber daya manusia bisa menghambat pertumbuhan usaha.

  4. Persaingan yang Meningkat: Munculnya pesaing baru atau perubahan strategi dari pesaing yang sudah ada bisa mengurangi pangsa pasar usaha Anda.

  5. Kualitas Produk atau Layanan: Jika kualitas produk atau layanan menurun atau tidak memenuhi ekspektasi pelanggan, hal ini bisa menyebabkan penurunan minat dan kepuasan pelanggan.

  6. Masalah Keuangan: Masalah dalam pengelolaan keuangan, seperti cash flow yang tidak sehat atau utang yang menumpuk, bisa menghambat kemampuan untuk berinvestasi dan berkembang.

  7. Perubahan Tren dan Preferensi: Perubahan dalam tren pasar atau preferensi konsumen yang tidak diantisipasi bisa membuat usaha menjadi kurang relevan.

  8. Kepuasan Karyawan: Karyawan yang tidak puas atau kurang termotivasi dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas layanan.

  9. Strategi Pemasaran yang Kurang Efektif: Pemasaran yang tidak tepat sasaran atau kurang agresif dapat mengurangi visibilitas dan daya tarik usaha Anda.

  10. Regulasi dan Kebijakan: Perubahan dalam regulasi atau kebijakan pemerintah yang berdampak pada industri Anda juga bisa mempengaruhi usaha.

Untuk mengatasi masalah ini, Anda mungkin perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aspek-aspek tersebut. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) bisa membantu Anda memahami posisi usaha Anda saat ini dan merencanakan strategi yang lebih baik.

Kamis, 09 Februari 2023

 

44

BACK TO BASE


Hello KabogaLovers, apa kabar ???

Blog ini sudah lama tidak aktif. Jika kita lihat riwayatnya, terakhir kali posting adalah Juli 2020. Itu artinya sudah seperti Bang Toyib, tidak muncul selama 2 tahun lebih. Apa yang terjadi???

Ada banyak hal yang terjadi selama 2-3 tahun terakhir :

1. Seperti bisnis online pada umumnya, sebagai owner; saya juga terkena sindrom "Gak Punya Website, Gak Keren", katanya. Maka, sejak mempunyai website resmi www.kaboga.co.id pada awal 2019 silam, yang tentunya berbayar, saya lebih banyak mengelola website tersebut ketimbang Blog ini. Rasa ingin tahu dan mencoba membuat website sendiri menjadi alasan utamanya. Akan tetapi, website tersebut akhirnya terbengkalai juga dan karena tidak terbayar perpanjangannya, domainnya pun expired, maka harus mengaktifkannnya kembali agar bisa dipakai. Hari ini, saya coba untuk reaktivasi lagi, tapi ternyata butuh biaya lebih banyak karena valuasi website tersebut menjadi naik tinggi.

2. Anggapan bahwa Blog tidak powerful untuk mengangkat citra bisnis, menjadikan saya enggan mengelola blog ini. Belum lagi, hari ini, masihkah ada orang menyusuri Blog?? 

3. Kita semua tahu bahwa 2 tahun pandemi 2020-2021 membuat banyak sekali perubahan dalam sendi kehidupan. Termasuk Kaboga. 

Itulah kenapa, tahun 2023 ini adalah tahun Back To Base bagi Kaboga. Apa saja itu?

1. Kami memindahkan semua operasional kembali ke home base (Rumah Tinggal), sama seperti kami memulai dulu. Saat ini, rumah tinggal kami kembali menjadi toko, gudang dan tempat transaksi. Untuk itu kami lebih selektif dalam memilih produk yang sesuai dengan Sumber Daya yang kami sesuaikan dan mempertimbangkan berbagai sisi yang ada baik Stok, luas lantai dan juga turn over produk.

2. Kini, kaboga lebih banyak dihandle oleh Perempuan; istri saya tentunya. Saya support back office (tukang setting aplikasi POS, update katalog/Pricelist, mengelola blog/Gmap, blast reseller dll, pada malam hari sepulang kerja)

Meski dengan keterbatasan seperti sekarang, kami tetap mempertahankan Kaboga. Bagi kami, Kaboga di Home Base adalah oase; tempat kami bertemu kembali dengan reseller setia secara fisik layaknya saudara. Bersilaturahmi dalam susana menjelang puasa, bercerita dan mengenang bagaimana kabar setahun lalu, menceritakan kabar dan perkembangan anak-anak yang kini sudah remaja dan bernostalgia layaknya reuni teman sekolah (bisnis). Kami sama-sama merasakan tumbuh dan berkembang, sambil sesekali menertawakan kisah yang sudah kami lalui. Kami lebih merasa seperti di rumah sendiri 

Kini, bukan lagi soal bisnis musiman ini yang membawa kami bertemu lagi dengan Reseller, tapi rasa persaudaraan dan hubungan emosional yang membuat kita masih mau kembali ke sini, di HOME BASE KABOGA.


Salam, 

Kaboga



Minggu, 19 Juli 2020

New Normal – New Logo

IMG_20200711_102930


Hello Member, Mitra maupun Partner, apa kabar semua? Semoga tetap semangat menjalani rutinitas di tengah situasi seperti sekarang.
Memasuki masa NEW NORMAL ini, sebagai bagian dari upaya perbaikan berkesinambungan (contiuous improvement), kami merubah logo kaboga dengan konsep dan desain baru. Kami berharap perubahan logo baru di tengah kondisi New Normal akan membawa angin segar dan harapan yang lebih baik di masa mendatang.
Berbeda dengan logo sebelumnya, kini kami mengusung konsep logo Wordmark dan huruf sambung yang dinamis dengan harapan bahwa bisnis yang telah kami jalani secara FULL TIME ini akan tetap bersambung, berkelanjutan dan terus berkembang pesat di masa mendatang. Kami akan tetap mengupayakan memberikan pilihan produk selektif dari brand terbaik sekaligus mengembangkan home brand #kaboga sebagai pilihan untuk para Reseller baik Member, Mitra maupun Partner kami.
Dengan dual warna merah dan putih sebagai filosofinya, dimana warna merah melambangkan bahwa kami harus siap dan berani menghadapi setiap halangan dan rintangan baik internal maupun eksternal. Sedangkan warna putih mengisyaratkan bahwa kami bebas dan terbuka untuk siapapun yang akan menjadi bagian dari perjalanan bisnis kami di masa mendatang.
Semua kami lakukan agar stakeholder pada akhirnya bisa bersama-sama menjalani prosesnya dan berharap bahwa semua dapat tumbuh dan berkembang secara sehat sesuai dengan tag line kami.
Selamat (me)Nikmati & Berbahagialah.
Salam,
Ahmad Faizin

Jumat, 20 Maret 2020

TCA (Tobelo Chocolate Assorted) dari masa ke masa

tca1
TCA (Tobelo Chocolate Assorted) dari masa ke masa

Bagi anda yang telah lama mengenal produk ini, tentu anda sudah mengetahui semua serial varian ini dari awal launching hingga tahun 2020 sekarang. Tetapi, bagi anda yang baru mengenalnya, infografis di atas memberikan sedikit gambaran seperti apa evolusi varian produk ini.
 

Bagi Kaboga, setiap produk yang dikeluarkan pada setiap seasonal ini menyimpan kenangan dan tantangan pada setiap serialnya. Di awal keluarnya seri ini, kami sudah berkeyakinan bahwa produk ini sangat potensial skala bisnisnya, sehingga setiap tahun di setiap edisi, kami selalu melakukan upaya terbaik agar bisa tetap bertahan menjadi salah satu entitas yang ikut menjaga sustainabilty produk ini dengan menjadi Exclusive Distributor nya. Tentu, perjalanan mengiringi produk ini mengalami berbagai macam rintangan dan tantangan yang selalu berubah. Tapi kami yakin, apapun rintangannya, kami akan tetap berusaha menjadi yang tebaik melayani anda para Reseller.

Salam,
Ahmad Faizin

Sabtu, 01 Februari 2020

Chocolate Assorted Edisi Lebaran 2020 versi orange/hitam

IMG_20200122_160847
Akhirnya, meskipun masih terbilang cukup awal, sample produksi Chocolate Assorted Edisi Lebaran 2020 versi orange/hitam sudah di tangan kami.
Dengan kombinasi warna jingga dan hitam beraksen Islamic Art, edisi ini semakin tahun semakin menempatkan posisinya sebagai sebuah produk yang selalu dinantikan dan sangat besar peminatnya. Jenis isian dengan 4 toples bulat adalah Cokelat Ketupat, Kurma, Chocoball dan Golden Balls.

Bagi anda yang terutama di Luar Jawa, ini saatnya anda menentukan order dengan quantity sesuai target anda dimana kondisi stock masih cukup tersedia dan juga expedisi masih cukup longgar.
Melihat penjualan tahun lalu dimana pada akhir seasonal masih banyak peminat yang tidak kebagian, maka tidak ada salahnya anda memasang taget lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Berani ambil kesempatan? Kami berikan harga terbaik bagi anda yang berani ambil stock awal.
Hubungi 081906367461 untuk informasi lebuh lanjut.

Salto,
Ahmad Faizin
Owner.

Selasa, 03 Desember 2019

Website Update

Hello Mitra  Kaboga

Jika anda membutuhkan informasi lengkap tentang Kaboga_ Distributor Coklat Tobelo, maka silahkan akses link ini https://kaboga.co.id karena anda lebih lengkap mengetahui update produk dan informasi lainnya.
Selain Tobelo sebagai Brand Produk Utama kami,  kami juga menyediakan brand dan kategori produk lain yakni

Kategori
1. Cokelat
2. Snack & Cookies
3. Kacang
4. Minuman
5. Kurma
6. Paket Lebaran

Brand
1. Tobelo
2. Rondoletti
3. Sabena
4. Inaco
5. Laris Manis
6. L'agie
7. Silverqueen
8. Delfi
9. Asoka 
10. Elvan 
11. dll

Tetapi, blog ini masih akan tetap hidup meskipun tidak sering diupdate.

Selamat Bergabung,
Ahmad Faizin
081906367461

Selasa, 19 Maret 2019

Kacamata Kuda


Berbisnis memakai Kacamata Kuda
 
IMG_20190319_101408
 

Apakah anda juga mengalami hal yang saya alami seperti di bawah ini?
"Mas, harga Kaboga rupanya masih jauh lebih tinggi dari lapak sebelah", bunyi WA salah satu calon member. "Saya belanja ke sebalah saja", lanjutnya.
"Monggo.....", balas saya.

"Terima kasih sudah menerima kunjungan saya di tempat Kaboga, akhirnya saya ketemu juga tempat belanja yg harganya murah dan asyik tempatnya", bunyi WA calon member yang lain.

Nah loh... Kok berbeda ya?
Saya sangat yakin, pasti semua pernah mengalami. Jadi, apa sebenarnya yang terjadi?
Siapapun orangnya, nggak kaya nggak miss Queen, jika berbelanja sesuatu pasti menginginkan harga termurah. Entah dengan mencari barang promo, diskon maupun menawar sampai titik terendah. Itu semua manusiawi.
Bagi penjual, rumus dasarnya adalah modal ditambah keuntungan, itulah harga jual.

Ada yang salah?
Tidak ada yang salah, karena baik pembeli maupun penjual sama-sama mencari harga terendahnya.
Maka, jalan terbaik adalah, pakailah cara bisnis memakai kacamata kuda. Nggak perlu risau apa yang terjadi di sekeliling anda saat ini, tetaplah bergerak maju sampai nanti anda temukan sendiri titik keseimbangan dimana anda akan menemukan harga termurah untuk bisa menjual dengan harga termurah dibandingkan yang lain.

Jadi, jika anda menemukan mobil box dari pabrik sedang parkir di depan suatu tempat dengan muatan penuh lagi menurunkan semua isinya, percayalah bahwa di situ ada celah untuk menemukan harga terendah.

"Hayo Mas.... Kapan aku dilayani? Masa Bos kok ikut keringatan nurunin barang", kata Mitra saya yang sedari tadi sudah gregetan menunggu dilayani.

SalTo,
Ahmad Faizin
Owner Kaboga-Distributor Coklat TOBELO, Aneka Snack dan Kue Lebaran

Rabu, 06 Maret 2019

PRODUCT LIST KABOGA MARET 2019

3.+Maret+Pr+Tobelo
Hello Kabogalovers,
Untuk mempermudah anda mendapatkan update gambar Product List bulan MARET 2019, Silahkan di sini. Hubungi WA 081906367461 untuk mendapatkan Price List.

Harga Mitra berlaku untuk Anda yang sudah pernah belanja di Kaboga tahun lalu (tercatat di database kami) atau Bagi pemula dengan pembelanjaan minimal = 5 Juta dalam satu kali kunjungan pertama, berlaku untuk pembelanjaan berikutnya.

Harga Member berlaku untuk pemula dengan minimal pembelanjaan 20 dus/setara 20 Kg tergantung daerah. Silahkan hubungi kami untuk check.
4.+Maret+PR+Inaco+Rondo
5.+Maret+Pr+Sabena

6.+Maret+Pr+Bagelen+MW
7.+Maret+Pr+Elvan